Implementasi Kurikulum Merdeka di SMK N 1 Adiwerna
Implementasi Kurikulum Merdeka di SMK N 1 Adiwerna
Dosen Pengampu : Dhiah Fitrayati, S.Pd., M.E.
Praktisi : Rangga R. Alsyaibany
Nama Anggota :
Aprilani Muntya Sari (22080554055)
Fiktoria Dita Miranda (22080554056)
Dely Nuralizah (22080554057)
Kusnul Khuluk (22080554064)
Bagian 1
Analisis kebijakan Kurikulum Merdeka
A. Kerangka Dasar
Pemerintah memilih untuk mengimplentasikan kurikulum merdeka karena Salah satu tujuan dari kurikulum merdeka asendiri dalah untuk mengejar ketertinggalan pembelajaran yang disebabkan oleh pandemi covid-19. Kurikulum Merdeka ini dibuat dengan tujuan agar pendidikan di Indonesia bisa seperti di negara maju, yang mana siswa diberi kebebasan dalam memilih apa yang diminatinya dalam pembelajaran. Selain itu, Kurikulum Merdeka bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memberikan ruang dan kesempatan seluas-luasnya kepada guru untuk melakukan perbaikan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Agar peserta didik mampu mengembangkan semua potensi secara optimal.
Berikut ini Timeline perkembangan kurikulum dari tahun 1947 – 2023
Landasan-landasan yang digunakan dalam kurikulum
merdeka yaitu :
1. Peraturan Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi republik Indonesia Nomor 22Tahun
2023 Tentang Standar Sarana dan Prasarana pada pendidikan Anak Usia Dini,
jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah.
2.
Peraturan Kepala
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Nomor 008/H/EP/2023
3.
Peraturan Kepala
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Nomor 004/H/EP/2023
4.
Peraturan
Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No 57
Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan
5.
UU Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
6. Keputusan
Mendikbudristek No.345/M.2022 tentang Mata Pelajaran Pendukung Program Studi
dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi
7. Keputusan kepala
BSKAP Nomor 052/H/KR/2022 tentang perubahan atas keputusan kepala BSKAP No.
044/H/KR/2022 tentang satuan Pendidikan Pelaksanaan implementasi
8. Peraturan
Mendikbudristek No. 48 tahun 2022 Tentang penerimaan Mahasiswa Baru Program
Diploma dan program sarjana pada perguruan tinggi.
9. Keputusan kepala
BSKAP Nomor 044/H/KR/2022 tentang satuan pendidikan pelaksanaan implementasi
kurikulum merdeka pada tahun ajaran 2022/2023
10. Keputusan Kemendikbudristek No.262/M/2022 tentang
perubahan atas keputusan Mendikbudristek No. 56/M/2022 tentang pedoman
penerapan kurikulum dalam rangka pemulihan pembelajaran
11. Keputusan kepala BSKAP No.033/H/KR/2022 tentang
perubahan atas keputusan kepala BSKAP
No. 008/H/KR/2022 tentang capaian pembelajaran pada pendidikan
12. Keputusan kepala BSKAP
NO. 24/H/KR/2022 Tentang konsentrasi keahlian SMK/MAK pada kurikulum
merdeka
13. Keputusan kepala BSKAP No. 009 /KR/2022 tentang
Dimensi,elemen,dan sub elemen profil pelajar Pancasila kurikulum merdeka
14. Keputusan Mendikbudristek No. 56/M/2022 tentang
pedoman penerapan kurikulum dalam rangka pemulihan pembelajaran
Pada kurikulum merdeka aspek penting yang harus
dikembangkan yaitu adanya profil pelajar pancasila yang terdiri dari :
1. Beriman,
Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia
Pelajar Indonesia
yang berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan
Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta
menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Terdapat lima
elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: a. akhlak
beragama, b. akhlak pribadi, c. akhlak kepada manusia, d. akhlak kepada alam,
dan e. akhlak bernegara.
2. Dimensi
Berkebhinekaan Global
Pelajar Indonesia
mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran
terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling
menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak
bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen kunci dari berkebinekaan global
meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural
dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap
pengalaman kebinekaan.
3. Dimensi
Bergotong Royong
Pelajar Indonesia
memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan
secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat
berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen elemen dari bergotong royong adalah
kolaborasi, kepedulian, dan berbagi
4. Dimensi
Mandiri
Pelajar Indonesia
merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan
hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri
dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.
5. Dimensi
Bernalar Kritis
Pelajar yang
bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif
maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi,
menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari
bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan,
menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses
berpikir dalam mengambilan keputusan.
6. Dimensi
Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu
memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan
berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang
orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal serta memiliki
keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan.
Selain, keenam dimensi diatas terdapat 2 dimensi lainnya yaitu literasi dan numerasi.
Berikut ini ilustasi sederhana rancang bangun pola pikir kurikulum 2013 ke
kurikulum merdeka
Pola Pikir
Kurikulum Merdeka
Pengembangan
kurikulum Merdeka mengacu pada beberapa standar kompetensi sebagai berikut :
a) Standar
Kompetensi Lulusan
Standar kompetensi
lulusan merupakan kriteria minimal tentang kesatuan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang menunjukkan capaian kemampuan peserta didik dari hasil
pembelajarannya pada akhir jenjang pendidikan. Standar kompetensi lulusan
digunakan sebagai pedoman dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan, kecuali bagi pendidikan anak usia dini. Standar kompetensi lulusan
pada pendidikan anak usia dini merupakan standar tingkat pencapaian
perkembangan anak usia dini. SKL dirumuskan secara terpadu dalam bentuk
deskripsi yang terdiri atas delapan kompetensi. Enam kompetensi menjadi ciri
profil pelajar Pancasila, yang mencerminkan kualitas generasi yang sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional serta pandangan dari cita para pendiri
bangsa. Adapun dua kompetensi lainnya, yakni literasi dan numerasi
b) Standar Isi
Standar Isi dikembangkan melalui perumusan ruang lingkup materi yang sesuai dengan kompetensi lulusan. Ruang lingkup materi merupakan bahan kajian dalam muatan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan: a. Muatan wajib sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, b. Konsep keilmuan, c. Jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
Penyusunan Standar
Isi dilakukan dengan merumuskan ruang lingkup materi pembelajaran yang sesuai
untuk mengembangkan kompetensi peserta didik sesuai Standar Kompetensi Lulusan,
melakukan penyesuaian dengan kemajuan pembelajaran (learning progression)
peserta didik pada setiap jenjang, merumuskan ruang lingkup materi pembelajaran
yang memberikan fleksibilitas kepada pendidik untuk memfasilitasi pese didik
mengembangkan kompetensinya, ser mengadopsi prinsip diferensiasi dalam
mengembangkan ruang lingkup materi pembelajaran
c) Standar
Proses
Standar Proses digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga mampu mengembangkan potensi, prakarsa, kemampuan, dan kemandirian peserta didik secara optimal. Standar Proses meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran merupakan aktivitas merumuskan tujuan belajar dari suatu unit pembelajaran berdasarkan Capaian Pembelajaran, merumuskan cara atau langkah- langkah untuk mencapai tujuan belajar, dan merumuskan cara menilai ketercapaian tujuan belajar. Perencanaan pembelajaran disusun dalam bentuk dokumen perencanaan pembelajaran yang fleksibel, jelas, dan sederhana, tetapi tidak terikat pada bentuk/format tertentu.
Pelaksanaan pembelajaran diselenggarakan dalam suasana belajar yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.
Penilaian proses
pembelajaran merupakan asesmen terhadap perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik yang bersangkutan dengan
merefleksikan hasil belajar peserta didik. Dalam rangka meningkatkan kualitas
proses pembelajaran, selain dilaksanakan oleh pendidik yang bersangkutan dapat
dilaksanakan oleh sesama pendidik, kepala satuan pendidikan, dan/atau peserta
didik.
d) Standar
Penilaian Pendidikan
Standar Penilaian Pendidikan digunakan sebagai pedoman bagi pendidik dalam melakukan penilaian hasil belajar peserta didik secara berkeadilan, objektif, dan edukatif. Penilaian hasil belajar peserta didik berbentuk penilaian formatif dan penilaian sumatif. Penilaian formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran.
Penilaian sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan jenjang pendidikan menengah bertujuan untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan kelulusan dari satuan pendidikan dilakukan melalui mekanisme ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada standar kompetensi lulusan. Penilaian sumatif pada pendidikan anak u? dini digunakan untuk mengetahui capaian perkembangan peserta didik.
Penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan sebelum, pada saat, dan/atau setelah pembelajaran yang diolah secara kualitatif dan/atau kuantitatif dan dituangkan dalam laporan kemajuan belajar sebagai laporan hasil belajar dalam bentuk rapor atau bentuk laporan hasil penilaian lainnya.
Karakteristik dari kurikulum merdeka sendiri terdiri
dari :
1. Pengembangan
Soft Skills dan Karakter
Pengembangan soft
skills dan karakter melalui projek penguatan profil pelajar Pancasila.
2. Fokus pada
Materi Esensial
Fokus pada materi
esensial, relevan, dan mendalam sehingga ada waktu cukup untuk membangun
kreativitas dan inovasi peserta didik dalam mencapai kompetensi dasar seperti
literasi dan numerasi.
3. Pembelajaran
yang Fleksibel
Keleluasaan bagi guru untuk
melakukan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan
masing- masing peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila terdiri dari :
- Projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler yang memberikan kesempatan kepada peserta didik.
- Mengeksplorasi ilmu pengetahuan, mengembangkan keterampilan, serta menguatkan pengembangan enam dimensi profil pelajar Pancasila.
- Mempelajari secara mendalam tema-tema atau isu penting, seperti gaya hidup berkelanjutan, toleransi, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi.
- Melakukan aksi nyata sebagai respon terhadap isu-isu tersebut sesuai dengan perkembangan dan tahapan belajar mereka.
Berikut ini alur memahami kurikulum merdeka
B. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum SMK/MAK terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
- Pembelajaran intrakurikuler; dan
- Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang dialokasikan dari total JP mata pelajaran umum dan beberapa mata pelajaran pilihan per tahun.
- Kelompok Umum, Kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk murid menjadi pribadi yang utuh, sesuai fase perkembangannya. Murid diharapkan memiliki norma-norma kehidupan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, sebagai warga negara Indonesia dan warga dunia. Beberapa mata pelajaran yang termasuk dalam kelompok umum: Projek IPAS, Bahasa Inggris dan Matematika, dan Informatika.
- Kelompok Kejuruan, Kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk murid agar memiliki kompetensi sesuai perkembangan dunia kerja, serta ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. Beberapa mata pelajaran Kelompok Kejuruan yang ada di SMK/MAK: Mata Pelajaran Kejuruan, Mata Pelajaran Kreatif dan Kewirausahaan, Mata Pelajaran Pilihan.
Berikut ini struktur kurikulum merdeka pada tingkat SMK
C. Beban Kurikulum
Berikut ini contoh beban belajar berdasarkan struktur
kurikulum pada tingkat SMK
BAGIAN II
Implementasi Kurikulum merdeka di SMK N 1 Adiwerna
Proses Pembelajaran Kurikulum Merdeka
1.
Perencanaan
SMK Negeri 1
Adiwerna sudah menerapkan Kurikulum Merdeka pada tahun 2020 – sekarang. Menurut narasumber yaitu Bapak Rifa’I, dengan
adanya kurikulum merdeka ini, guru atau tenaga
pendidik
diberikan kebebasan wewenang untuk dapat mengembangkan pembelajaran dengan berpacu pada CP (Capaian pembelajaran) minimum
yang kemudian guru dapat
mengembangkan CP itu sendiri.
Pelaksanaan pembelajaran
kurikulum merdeka di SMK Negeri 1 Adiwerna terutama di kelas 11, contohnya di
jurusan TKJ, memiliki empat kelas di setiap angkatan yang di bagi menjadi 2
kelas konsentrasi khusus yaitu infrastruktur dan yang kedua orang-orang yang
bekerja secara software di belakang komputer. Selanjutnya peserta didik ini diberikan keleluasaan untuk dapat memilih
kelas yang mereka inginkan. Selain itu, pada kurikulum merdeka
ini, terdapat mata pelajaran pilihan dimana peserta didik dapat memilih salah
satu dari keempat mata pelajaran yang tersedia. Empat mata pelajaran tersebut
antara lain Desain grafis, Teknisi komputer, Web programming, dan Internet off things.
Untuk laporan
hasil belajar dilakukan dengan menggunakan rapor dan uji kompetensi yang
mengacu pada SKKNI (Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) yang
sudah ditetapkan oleh kementrian ketenagakerjaan. Sehingga,
semua lulusan sekolah tersebut diberikan kesempatan untuk mengikuti ujian
SKKNI. Ujian SKKNI ini
sendiri dapat dijadikan bekal peserta didik untuk memasuki
dunia kerja.
SMKN 1 Adiwerna
ini juga menerapkan kolaborasi antara kelas, misalnya kolaborasi dalam bentuk
projek. Kolabrasi ini dilakukan dengan cara mengadakan
suatu event
yaitu lomba alat berat yang berkolaborasi antar
jurusan misalnya, pada jurusan TJKT membuat sistemnya, di elektrikal membuat
bagaimana elektrikal berjalan dan di alat berat sendiri yang mengimplementasikan
alat berat. Kolaborasi lainnya yaitu adanya
event P5 ( Projek Profil
Penguatan Pelajar Pancasila ) yang diadakan setiap 3 bulan sekali. Contoh event
yang pernah dilakukan yaitu festival makanan Tegal, dimana dalam satu hari tersebut siswa hanya
masak-masakan Tegal. kolaarasi yang
terakhir yaitu adanya job fair yang mendatangkan praktisi -
praktisi.
Dalam
memperhatikan perkembangan peserta didik guru melihat sejauh mana progres yang sudah dilaksanakan peserta
didik. Jika peserta didik belum menguasai materi yang sudah diajarkan maka guru
akan memberikan materi kembali atau
mengulang materi sebelumnya supaya peserta didik
lebih paham materi yang dipelajari. Sedangkan, untuk peserta didik yang sudah
paham materi yang diajarkan guru maka akan
disatukan dengan peserta didik lainya yang
sudah paham juga. Untuk kesinambangan antar kelas sendiri, disetiap jurusan yang
terdapat mata pelajaran umum, misalnya mata pelajaran bahasa Inggris maka materi atau isi yang
dipelajari harus dibedakan sesuai kebutuhan jurusan masing-masing.
Dalam memahami CP (Capaian Pembelajaran),TP
(Tujuan Pembelajaran) dan ATP (Alur Tujuan
Pembelajaran), guru menjadikan CP sebagai acuan minimum
yang kemudian dikembangkan dengan mitra industri, dan untuk TP endiri diterjemahkan dari CP
yang sudah dikembangkan dengan industri yang selanjutnya akan dimodifikasi.
Kesimpulannya, di SMK Negeri 1 Adiwerna ini
dalam
mengembangkan CP,TP dan ATP dikembangkan sesuai dengan permintaan mitra
industri.
Menurut narasumber
yaitu Bapak Rifa’I dalam
merancang RPP tetap mengacu pada CP,TP dan ATP yang harus disetujui oleh kepala
sekolah, guru penyusun dan mitra industri dan semua yang dikembangkan dalam RPP terutama di mapel
kejuruan sudah sesuai dengan permintaan mitra industri.
Untuk Rancangan projek based learning yang dilakukan di sekolah narasumber yaitu SMKN 1 Adiwerna menganut sitem blok. Sistem blok tersebut dilakukan secara penuh selama satu minggu. Misalnya ,dalam satu minggu tersebut peserta didik belajar penuh di mapel kejuruan dan kemudian di minggu selanjutnya peserta didik belajar di mapel teori. Project Based Learning yang sudah berjalan di SMK Negeri 1 Adiwerna adalah di jurusan mesin, dimana peserta didik menggarap pesanan baut. Dalam menggarap pesanan baut tersebut peserta didik menggarap seperti bekerja di pabrik sungguhan.
2.
Pelaksanaan
Narasumber menerapkan pembelajaran berdiferensiasi proses di SMK Negeri 1 Adiwerna dengan cara peserta didik yang sudah paham materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru maka guru akan memberikan kesempatan peserta didik untuk naik ke level selanjutnya. Sedangakan untuk peserta didik yang belum paham materi yang disampaikan oleh guru maka guru akan memberikan pengayaan atau remidi agar anak - anak mengetahui kekuranganya di bagian mana. Setelah peserta didik diberikan pengayaann barulah peserta didik tersebut akan digabung dengan peserta didik yang sudah paham sebelumnya. Untuk diferensiasi konten sendiri narasumber menerapkan beberapa metode pembelajaran, seperti melakukan presentasi, outdoor class, dan praktek kejuruan. Selanjutnya untuk diferensiasi produk, SMK Negeri 1 Adiwerna memiliki tujuan untuk dapat menghasilkan peserta didik yang berkompeten dan mampu bersaing di dunia kerja. Dalam mengatur lingkungan dan iklim belajar di kelas sendiri, narasumber melakukannya dengan cara membuat peserta didik nyaman pada setiap pembelajaran yang berlangsung. Sedangkan untuk pembelajaran yang sekiranya sulit, narasumber membuat inovasi dengan memuat game dan melakukan sharing secion antara guru dengan peserta didik yang mana kegiatan tersebut bertujuan untuk melatih publik speaking dari peserta didik itu sendiri.
3.
Penilaian
Narasumber yaitu Bapak Rifa’I mengatakan
bahwa terdapat beberapa prinsip assessment dalam proses pembelajaran kurikulum
merdeka. Pertama yaitu asesmen
terpadu contohya, yaitu
pada kelas 11 di SMKN 1 Adiwerna diterapkan
pembelajaran berbasis tugas. Kedua, asesmen secara adil dan profesional, Dimana
Narasumber menyebutkan penilaian yang dilakukan di SMKN 1 Adiwerna sudah sesuai
dengan panduan dan dilakukan secara objektif. Ketiga,
Asesmen sederhana informatif, nilai peserta didik akan dirangkum kedalam rapor
dengan isi laporan tentang pencapaian yang sudah di peroleh peserta didik. Hasil
dari laporan tersebut dijadikan sebagai
bahan evaluasi dan refleksi guru pada setiap akhir bulan. Pada
penilaian sumatif, di materi umum ada penilaian tengah semester dan
Penilaian Sumatif Akhir Tahun yang dilakukan masing masing sebanyak 2 kali. oleh karenan SMKN
1 Adiwerna adalah sekolah kejuruan maka guru melakukan penilaian tersebut berdasarkan
pengamatan hasil praktek yang sudah dilakukan oleh peserta didik.
Dalam penilaian informatif, guru memberikan kuisioner dalam proses pembelajaran, dimana kuisioner tersebut berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Kemudian di awal pembelajaran guru memberikan angket terlebih dahulu atau Asesmen diagnostik. Asesmen dalam proses pembelajaran disesuaikan dengan tingkatan kelas. Misalnya untuk kelas 10, ada pengamatan praktek dan olimpiade. Di SMK Negeri 1 Adiwerna sendiri terdapat scoring secara online. Sehingga, ketika peserta mengerjakan sesuatu di komputer maka nilai secara otomatis kan keluar dan dari situ dapat langsung terlihat apakah peserta didik tersebut sudah kompeten atau belum.
4.
Pengawasan
Dalam tahap
monitoring implementasi kurikulum merdeka di SMKN 1 Adiwerna, pada tahun
pertama setelah diterapkannya kurikulum merdeka, dinas mengadakan survei kesekolah untuk mengetahui perkembangan
penerapan implementasi kurikulum merdeka sudah berjalan dengan baik atau belum.
Pada akhir survei, sekolah di undang untuk mengikuti
expo
dan diminta membuat dokumen kurikulum, dimana dokumen terseut berisi tentang bagaimana proses
pembelajaran di sekolah, serta program
P5 yang sedang berjalan.
Selanjutnya, terdapat
juga supervisi dari pengawas terkait implementasi kurikulum merdeka disekolah
tersebut. dimana setiap awal tahun pembelajaran, pengawas datang kesekolah kemudian
pengawas meminta hasil dari implementasi kurikulum merdeka di SMKN 1 Adiwerna
serta meminta sekolah untuk mencari industri yang dapat di ajak bekerjasama.
Vidio wawancara dengan narasumber
https://drive.google.com/file/d/1PgkXvSsV4Sc5Ut4iG9jF41LvaDWsSdo7/view?usp=drivesdk
Sumber Referensi :
https://guru.kemdikbud.go.id/kurikulum/perkenalan/struktur/smk/
https://kurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum-2013#
Komentar
Posting Komentar